Aku tak mengerti, kenapa bisa jadi se-mellow ini.
Pikiranku pragmatis. Pola lakuku
terstruktur. Setiap tindak tanduk berdasar perhitungan. Aku diperbudak logika.
Tapi, apakah sekarang perbudakan telah berakhir?
Aku merasakan kebingungan prasangka. Aku tersiksa
naik turunnya perasaan. Tak lagi ku kedepankan tautology. Semua premis membaur
diproses hati. Aku menambah variable rasa.
Mungkinkah karena engkau? Kalau iya, aku
harusnya bisa menyalahkanmu, menuntutmu.
Aku tak bisa lagi menikmati deduksi. Segala
logika bercampur rasa. Semua kejadian tak memiliki jalan keluar. Semua coba
diatasi dengan memaknai.
Kembalikan aku yang dulu. Yang dapat
mencintaimu dengan segenap perhitunganku. Jika begini akhirnya, aku dibutakan
olehmu. Tak ada syarat lagi. Mencintaimu tanpa tapi. Menyayangimu tak bertepi.
Aku harusnya tak boleh seperti ini. Harus
ada alasan memilih hidup denganmu. Harus ada batasan tinggal bersamamu.
Nyatanya kini, aku tak punya alasan untuk tak mecintaimu.
Semua serba normal. Semua sangat natural.
Teganya kamu, membuatku luluh.
Hayoloh ketauaan
BalasHapusSiapa emang? :p
Hapus